Ishigaki, awalnya saya pikir Ishikawa, salah satu kota di timur kawasan Chubu, Jepang , yang menjadi tempat tinggal Sang penemu teknologi 5G dari Indonesia. Ternyata, meskipun berkata depan sama, Ishigaki terletak di pulau yang berbeda dengan mainland. Pulau kecil ini termasuk dalam perfektur Okinawa, sebelah selatan Jepang.
Mendengar kabar suami saya akan menemani senseenya ke pulau ini, saya antusias sekaligus kepo. Aslinya sih pengen ikut, tapi siapa yang bayariiin? hihi! Sebagai gantinya, sy minta suami saya menginterview sensee dan penduduk di sana, supaya saya ga kuper tentang Ishigaki.
Untuk bisa sampai ke Ishigaki, suami saya harus naik pesawat dari Bandara Chubu, Nagoya. Penerbangan sekitar 3 jam. Katanya sih, ini pulau terpencil. Seberapa terpencilnya sih? Tar kita lihat sama-sama yaah…
Inilah pemandangan yang tersaji saat masih berada di dalam pesawat. Kalau saya perhatikan, sama cantiknya jika kita pergi ke Kepulauan Seribu di Jakarta.

Yup! Jika provinsi DKI Jakarta punya Teluk Jakarta, provinsi Okinawa punya Teluk Kabira. Keduanya sama-sama merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi secara undang-undang. Seberapa dilindungi? Itu bergantung pada pelaksanaan undang-undangnya yaah –> ck ck ck, nyindrir siapa nih? :-p
Teluk Kabira adalah tempat pertama kalinya mutiara hitam dibudidayakan di dunia. Karena berada di selatan Jepang, kawasan ini adalah kawasan tropis, mirip Taiwan. Karena merupakan kawasan tropis, kita akan sulit menemukan salju di sini. Pemandangan yang lazim di teluk ini adalah terumbu karang dan ikan tropis. Pengamatan terhadap makhluk-makhluk kawai ciptaan Allah ini dapat dilakukan menggunakan perahu kaca-bottom untuk melihat di bawah air. Dari bawah kaca, kita dapat menonton ikan dan karang. Kapal ini beroperasi setiap 15 menit sekali. Berapa biayanya? Katanya sih sekitar 1000 yen untuk dewasa dan 500 yen untuk anak-anak. Tidak begitu mahal bukan? #kedipkedip

Selain ke Teluk Kabira, di Ishigaki kita dapat bermain di tiga pantai: Yonehara Beach, Sukuji Beach, dan Sunset Beach. Di Yonehara Beach, kita bisa melakukan snorkling dan diving. Di Sukuji Beach, kita bisa bermain pasir, berenang, dan snorkling. Dan, sesuai namanya, di Sunset Beach kita dapat menikmati pemandangan matahari terbenam sambil berenang dan snorkling. Asik kan? Apalagi di kawasan ini ada banyak area piknik yang nyaman.

Ada satu spot asik di Pulau Ishigaki untuk memandang seisi kota. Dari atas bukit yang indah tersebut kita bisa memandang Kota Ishigaki. Untuk bisa sampai di atas, kita bisa menaiki tangga seperti ini. Di atas bukit ada gazebo yang memungkinkan kita melihat seisi kota dengan nyaman.
Ishigaki berfungsi sebagai pusat transportasi dan bisnis Kepulauan Yaeyama. Bandaranya merupakan bandar udara terbesar di Kepulauan Yaeyama, sekaligus bandara kelas tiga terbesar di Jepang. Di kota ini terdapat kebun tebu, plus pabrik gula.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh suami saya, kota yang pernah dilanda tsunami besar pada tahun 1771 ini dihuni oleh penduduk yang secara fisik wajahnya tampak berbeda dengan penduduk di pulau Honshu, pulau paling besar di Jepang. Secara umum, kontur wajah penduduk Ishigaki lebih lebar, matanya lebih besar, hidung juga lebih lebar. Berbeda dengan penduduk mainland yang cenderung punya wajah kecil, mata sipit, dan hidung imut-imut. Kulitnya gimana, kulitnya? Agak beda juga. Karena hidup di kawasan tropis, penduduk Ishigaki dan sekitarnya juga mempunyai kulit lebih gelap.
Sekian reportase tentang Ishigaki. Daaan, hari pertama yang dilewati suami saya, ditutup dengan makan sashimi plus wasabi.

“The world is a book and those who do not travel read only one page.”– Agustine of Hippo
Amelia Piliang, ibu dua anak yang senang bercerita dan mendengarkan cerita.
#ODOPfor99days
#day46
Udah lama berkunjung tapi baru sempet meninggalkan jejak. Hihi..
Pulaunya syantik banget teh.. Mengingatkan sy ke Pulau Indo di Kab. Muna, Sulawesi Tenggara, cantik juga tapi belum terexpose. 😦
Btw, salam kenaaal.. Hehe..
LikeLike
trm ksh sdh berkunjung, teh azmi.. jujur ya, menurut saya Indonesia lebih cantik, sayang pengelolaan dan promosinya kurang.. btw, mba azmi dong bikin tulisan ttg Pulau Indo, sy jd kepo nih 🙂
LikeLike